Jumat, 30 September 2011

PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BERINVESTASI ATAUKAH MISI EKONOMI LUAR NEGERI?


PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BERINVESTASI ATAUKAH MISI EKONOMI LUAR NEGERI?

OLEH SIDI NARBUKO,S.PD
GURU SMP NEGERI 1 KANGKUNG


                Dunia global menuntut adanya transformasi yang cepat. Segala kejadian dibelahan dunia lain dapat diakses secara cepat oleh manusia lainnya di seluruh dunia. Dengan kemampuan IPTEK semua peristiwa dapat dinikmati, dirasakan dan dibawa ke ruangan kita. Dengan hanya menekan tombol kita bisa berinteraksi dengan memanfaatkan media telephon. Dengan membuka internet kita bisa meng up date dan searching informasi yang kita perlukan. Begitu pula degan media lainnya seperti televisi, radio, Koran, HP dsb.
                Tanpa kita sadari teknologi itu sudah ada disekitar kita. Kita tidak asing lagi dengan istilah modem, laptop, software, proyektor dsb. Piranti itu tidak hanya milik kita tetapi juga milik anak-anak dan generasi kita selanjutnya. Mereka sudah begitu dekat dengan istilah e-game, browsing, sms, FB  dsb. Setuju tidak setuju hal itu mereka akan datang juga. Sebagai konsekuensinya adalah kita selaku orang tua perlu merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan itu.
                Ternyata didalam dunia pendidikan hal itu tidaklah beda. Dalam proses pembelajaran dinas pendidikan berusaha keras untuk mengubah image proses pembelajaran lama menjadi model baru. Penyampain materi ajar perlu adanya media yang didukung piranti berteknologi. Hal itu bertujuan agar proses pembelajaran lebih inovatif dan menarik siswa. Setiap guru dituntut untuk menguasai media inovatif tsb sebagai bentuk tutuntan jaman. Jadi jika ada guru yang masih mengajar hanya mengandalkan ceramah saja maka akan dikatankan jadul alias ketinggalan jaman.
                Dari keadaan diatas dunia pendidikan seakan digiring untuk melek teknologi dan memanfaatkannya. Ternyata peluang bisnis elektronikpun ikut diuntungkan mulai dari produsen hingga pengecer. Perputaran ekonomi secara tidak langsung berkembang. Budjet pembelian dirasa mendesak untuk segera diadakan baik dari kantong sendiri maupun atas nama lembaga. Bagi guru yang telah menerima uang sertifikasi disarankan untuk memilikinya walaupun belum atau tidak bisa mengoperasikan. Ini juga berdampak pendingkatan terhadap permintaan piranti ini. Showroom-showroom menawarkan berbagai kemudahan untuk menjual  barang pintar ini mulai yang cast money maupun bentuk kridit. Begitu pula bisnis yang berhubungan dengan internet.  Akibanya sekarang media itu menjadi bukan barang mewah lagi  melainkan sebagai kebutuhan mendesak untuk pengadaan.
                Tanpa kita sadari uang yang kita belanjakan akan mengalir ke tangan produsen. Tahukah kita siapakah produsen itu? Ya mereka adalah Negara maju dan yang punya keinginan maju. Negara yang memeperhatikan proses produksi dan mau mandiri, berusaha keras untuk mencukupi sendiri kebutuhan warganyanya. Itulah yang diperoleh ada dampak yang harus kita terima. Yaitu sebagian mengalirnya dana ke luar negeri  dari pemanfaatan teknologi tsb. Negara produsen bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan itu dengan inovasi dan efisiensi yang luar biasa. Sementara kita hanya bisa menjadi konsumen yang senantiasa ketergantungan.
                Negara ini tidak punya kemampuan untuk memberdayakan dan memanfaatkan peluang. Padahal tahukah kita bahwa negeri ini punya potensi pasar yang luar biasa. Negara seharusnya lebih keras berusaha tidak hanya mengajak rakyat memakai teknologi tetapi juga mendorong produsen lokal. Misalnya mencipta software ber brand lokal,  perangkat keras yang bersaing serta cinta akan produk sendiri. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri. Bukankah keuntungan itu bisa digunakan berinvestasi yang luar biasa di masa yang akan datang?
                Sudah berapa banyak keuntungan pengelola jejaring social seperti FaceBook, padahal kita pengguna no dua di dunia? belum lagi perangkat lainnya yang berbasis teknologi. Sehingga ada Joke Masak segudang beras harus ditukar  untuk membeli sebuah laktop?             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar